Langsung ke konten utama

Postingan

Kita Hanya Berbeda Alam Untuk di Singgahi

"Amaqmu ini sudah lelah, bila kematian datang. Amaq ikhlas…” (Ayahmu ini sudah lelah, bila kematian datang. Ayah ikhlas…) Sebenarnya berat bila harus menceritakan hal ini, akan menguras sesak didada. Harus memaksa diri untuk menggali memori tentang Beliau, memutarbalikan semua kenangan yang mungkin tidak akan dapat selesai hanya dalam sebuah tulisan. Yang Aku tahu saat Aku menulis ini, Aku benar-benar merindukan Beliau. Semoga tenang disana wahai pahlawanku, Amaq. Amaq : Sebutan untuk ayah Inaq : Sebutan untuk ibu *** Hubungan anak perempuan dengan ayahnya pastilah sangat dekat, begitu juga Aku dan Amaq. Sebagai anak bungsu mungkin memang pantas Aku dikatakan sebagai anak yang paling dimanjakan dan dipenuhi semua kemauanku oleh Amaq. Tidak pernah apa yang kuinginkan tidak ia kabulkan, yaaa paling tidak hadiahnya telat-telat sebentar. Saat Inaq memarahikupun Beliaulah yang selalu membela. Bahkan sampai balik mengingatkan Inaq kalau tidak boleh terlalu sering membentak ana
Postingan terbaru

Amanah

Ketika loyalitas diuji antara amanah dengan sesuatu yang lebih menarik menimbulkan dilema yang begitu berat. Keduanya seolah bermain tarik tambang, seketika sang amanah terasa lemah dan ingin memberikan kemenangan kepada si menarik. "Tidak!" Biarkan dirimu berfikir sedikit, pasti otak dan hati kecilmu akan memilih amanah. Karena hati tak pernah ingin mengingkari. Sedangkan otak, ia cerdas memikirkan sesuatu yang tepat dan sejalan. Nah! Aku akan berbagi pengalaman tentang diriku yang ingin melalaikan amanah. Lebih tepatnya ingin lari dan bersembunyi dari kewajiban yang sudah aku iyakan sejak awal. Penyesalan memang selalu ada diakhir, aku menyesali diriku yang membuatku harus terlibat pada sebuah kewajiban. Bermula saat aku mengambil sebuah peran dalam suatu organisasi yang ada di kampusku dengan penuh ambisi dan kesanggupan pada saat itu, sejak awal aku tahu konsekuensinya yaitu harus merelakan liburan semester yang hampir tiga bulan harus terpotong dengan kegiatan t

Kegagalan

Halo semua :) Yah, berbicara soal gagal. Siapa sih yang nggk pernah ngerasain ? Gagal dengan cita-cita, impian, cinta, dan lain sebagainya. Setiap insan pasti pernah ngerasain, karena hidup itu tidak hanya satu sisi melainkan dua sisi yang menguatkan. Hehe Harus ada persiapan untuk tidak merasakan kegagalan minimal bisa menghindar dari rasa sakit yang ditimbulkan. Kita harus sadar bahwa kegagalan selalu bergandengan dengan impian maka harus ada senjata untuk memisahkannya. Misalnya dengan belajar atau menyiapkan hati yang lapang untuk sebuah penolakan. Ya! Jika kamu nggk mau ngerasain atau menyentuh kegagalan itu maka kamu harus sadar lebih dulu. Tinggalin zona nyamanmu. But, everything can happen. Kamu juga harus menyiapkan sisi dijiwamu untuk meletakan pahitnya kegagalan. Cukup sedikit saja tak perlu banyak, karena jejak tak akan tampak lama. Sama halnya dengan kegagalan, dengan kesabaran pasti waktu akan mengobatinya. Tak usah larut didalamnya, tak usah sesali segalanya. K

Kesempatan

Kesempatan Waktu yang memberikan ruang untuk menunjukan sesuatu yang kita miliki. Entah itu pengetahuan, ekspresi diri, atau bahkan ruang untuk sebuah lelucon. Kesempatan itu bisa saja karena ada ruang yang sudah ditentukan untuk kita berekspresi. Tapi, bisa juga suatu momen yang datang tanpa pernah disadari. Kesempatan selalu datang saat kita memiliki sesuatu untuk ditunjukan, ada suatu bakat yang ada pada diri untuk disampaikan. Sayangnya, ketakutan sering kali menghalangi diri memanfaatkan waktu yang datang membawa kesempatan. Sering kali terfikir bahwa ada waktu lain untuk menunjukan apa yang dimiliki, beranggapan ada saatnya giliran kita untuk berperan. Padahal, semua itu tidak ada yang mengetahui apakah masih pantas kita mendapatkan waktu berharga itu. Tidak semua ruang dan waktu mendukung keinginan kita, bisa jadi ia datang sebelum rencana atau mungkin jauh dari rencana yang kita ingin. Selagi diri merasa bahwa alam dan waktu memberi kesempatan untuk kita bergerak, ma

Ketika diri merasa lemah

Jauh dari binaranya mentari Merasa kecil setiap saat, malu karena ada seseorang yang lebih daripada diri yang seperti tak ada nilai. Setiap saat merasakan terkesima akan kelebihan orang lain, sampai kadang lupa dengan diri sendiri. Terlalu tergesa gesa menyimpulkan bahwa diri ini tidak sanggup berada diantara mereka terlalu merasa gelap untuk bergaul bersama putih... Ketakutan akan kemampuan yang orang lain miliki dapat mengubur hidup hidup atas apa yang diri punya. Mematikan semua potensi yang ada. Jika saja mereka bisa dan bahkan jauh dari apa yang diri ini miliki, biarkan saja! Asalkan itu bisa menjadi cambukan bahwa kamu bukan dibelakang ia, melainkan disampingnya dan terus mengamatinya... Jangan pernah takut dengan orang lain,  Takutlah pada diri sendiri yang terlalu tinggi egonya, terlalu sempit pikirnya, terlalu lemah dayanya. Sampai bersembunyi dibalik ketakutan dan berpura pura membentengi diri dengan lemah dan menjadikan orang lain alasan untuk membatasi